Salah satu
indikasi karir bagus adalah kepercayaan yang diberikan oleh perusahaan untuk
memimpin orang atau gugus tugas tertentu. Ketika Anda diangkat untuk menjadi
pimpinan unit kerja - sekecil apapun unit kerja itu - maka itu menunjukkan
bahwa karir Anda punya prospek yang baik dimasa depan.
Tetapi, apakah
menjadi pimpinan itu lebih enak dibandingkan menjadi staff? Idealnya ya demikian.
Kenyataannya, tidak selalu begitu. Faktanya, banyak orang yang semakin tidak
bisa menikmati kehidupan profesionalnya justru ketika karirnya semakin menanjak
naik.
Dalam aspek
finansial, mungkin iya. Pimpinan kan biasanya dibayar lebih tinggi daripada staff.
Meskipun kadang bedanya hanya beberapa ratus ribu rupiah saja. Tapi bukankah
hidup tidak semata-mata soal uang saja?
Contoh klasik
yang banyak terjadi dalam konteks ini adalah: semakin tinggi jabatan seseorang,
semakin terpenjara dia dalam jeruji pekerjaan. Semakin menanjak karirnya,
semakin tenggelam dia dalam lautan pekerjaan yang nyaris tidak ada
habis-habisnya.
Lantas, apakah
atasan mesti mengalami situasi demikian? Tidak. Mesti membiarkan anak buahnya
kerja keras? Ya nggak begitu juga. Pahami satu hal ini: perkembangan karir kita,
diimbangi dengan pergeseran porsi fungsi strategis dan teknis. Dengan begitu,
maka bakal terhindar terjadinya keruwetan penugasan. Masalahnya, kebanyakan
orang yang sudah naik jabatan itu masih tetap bermain di wilayah teknis. Dan
meninggalkan fungsi strategisnya.
Tidak heran kalau
kenaikan jabatan sering berarti penambahan beban pekerjaan. Lihatlah, betapa
banyak menejer yang masih mengalokasikan sebagian besar waktu dan tenaganya
untuk melakukan pekerjaan yang mestinya ditangani anak buahnya.
Tapi kan atasan
bertanggungjawab atas penyelesaian setiap pekerjaannya? Iya. Lalu apa arti
'Bertanggungjawab' itu? Membackup ketidakmampuan teknis anak buahnya? Bukan
dong.
Itulah sebabnya,
mengapa setiap pimpinan wajib memiliki kemampuan untuk mendidik, melatih dan
mengembangkan anak buahnya. Supaya mereka mampu mensupport terlaksanakannya
seluruh aspek pekerjaan yang menjadi tanggungjawab pimpinan.
Jadi ciri
keberhasilan Anda dalam menjalankan tugas kepemimpinan bukanlah semata-mata
berupa tercapai atau tidaknya target angka-angka. Atau seberapa banyak
pekerjaan yang bisa diselesaikan. Melainkan juga seberapa besar pertumbuhan
kompetensi dan komitmen anak buah Anda dalam menjalankan peran pentingnya untuk
mendukung kinerja unit yang Anda pimpin.
Kebayang kan
betapa capenya atasan jika anak buahnya pada blo'on. Kebayang juga betapa
enaknya seorang atasan yang anak buahnya pada keren.Itu loh yang menentukan
apakah seorang pemimpin bisa menikmati jabatannya atau tidak.
Anda, mau
menikmati jabatan itu? Jika iya; didik, latih, dan kembangkan anak buah Anda.
Bisa dilakukan oleh Anda sendiri. Atau berkolaborasi dengan orang yang memang
ahli dibidangnya. Kelak, Anda bakal menikmati hasilnya.
(DEKA - Dadang Kadarusman-www.dadangkadarusman.com)
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.